Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Terbuka (UT) kembali menyelenggarakan Seminar Internasional: The 6th Internasional Seminar on Bussines, Economics, Social Science and Technology (ISBEST). Tema yang diangkat yaitu “Entrepreneurial Resilience: Key to The Green-Blue Economy Ecosystem”. Acara seminar internasional ini berlangsung pada tanggal 20 September 2023 secara hybrid di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) Tangerang Selatan dan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan secara live streaming di YouTube UT TV.
ISBEST yang bersifat diskusi ilmiah ini menarik perhatian peserta dari dalam dan luar negeri. Seminar internasional ini diikuti oleh banyak sivitas akademika dari kalangan dosen, praktisi, tenaga pendidik hingga mahasiswa, baik dari internal UT maupun dari luar UT. Ketua Panitia The 6th ISBEST, Dr. Erlambang Budi Darmanto, S.T., M.M., melaporkan tercatat 74 penyaji makalah dan hadir sebanyak 300 orang lebih peserta seminar ini dimana sekitar 200 orang hadir luring dan selebihnya secara daring.
ISBEST kali ini memberikan pencerahan dan pandangan ekonomi terkait Konsep Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru, merupakan konsep penting untuk mengajak semua pihak untuk melestarikan keberlangsungan kehidupan di muka bumi. Rangkaian acara the 6th ISBEST pun memiliki peran penting untuk memperluas wawasan dan pengetahuan terkini tentang kondisi dan permasalahan wirausaha di ekosistem ekonomi hijau atau biru. Dalam hal ini makna ekonomi hijau adalah pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan melibatkan penggunaan sumber daya alam secara bertanggung jawab, pengurangan polusi, dan pemanfaatan energi terbarukan. Sedangkan ekonomi biru adalah konsep pembangunan yang memanfaatkan sumber daya laut dengan tetap memperhatikan keberlanjutannya.

Dekan FEB, Dr. Meirani Harsasi S.E., M.Si. dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pembangunan ekonomi, tidaklah hanya terkait tentang angka-angka keuangan saja, namun juga bagaimana pembangunan ekonomi dilihat dari angka kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup, yang akan menjamin tersedianya sumber daya alam bagi anak cucu kita. Untuk itu penting juga bagi para wirausaha untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kelestarian planet bumi.


Acara yang dibuka secara resmi oleh Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. ini menghadirkan pembicara kunci yaitu Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Ir. Arif Rahman Hakim, M.S. (hadir secara virtual). Selain itu, sebagai pembicara panel yakni Assoc. Prof. Dr. Asmak binti Ab. Rahman – Department of Syariah Economics Academy of Islamic Studies, University Malaya dan Prof. Jin Kwang So – Gachon University, Korea Selatan.
Prof. Ojat dalam sambutannya menyampaikan, Indonesia yang diberkahi dengan sumber daya pertanian dan kelautan, memang sangat cocok untuk penerapan blue and green economics. Upaya ini bukan sekadar mendukung kesejahteraan generasi mendatang, tetapi juga menjaga kelangsungan hidup, memastikan akses yang adil terhadap sumber daya alam Indonesia yang melimpah. Intinya, perlu pengelolaan yang bertanggung jawab atas sumber daya yang terbatas.
Prof. Ojat pada kesempatan yang sama pun menyatakan, “Jangan sampai para wirausaha hanya mengembangkan usaha, tapi menimbulkan isu lingkungan seperti asap tebal atau polusi udara yang berdampak pada kesehatan, sebagaimana terjadi di wilayah tertentu akhir-akhir ini.” Menjawab tentang bagaimana implikasi seminar internasional ini pada masyarakat luas, Prof. Ojat menyampaikan, “Jaringan UT tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia, maka kegiatan ini tidaklah berhenti pada tahap seminar saja. UT melalui program pengabdian kepada masyarakat oleh LPPM-UT telah melakukan praktik pendampingan kepada banyak wirausaha binaan di berbagai wilayah tanah air.” Dengan demikian, Prof. Ojat berharap kegiatan seminar ini mampu berkontribusi bagi perkembangan ekonomi masyarakat, khususnya dalam menuju Indonesia Emas 2045.
Pak Erlambang Ketua The 6th ISBEST pun menambahkan, Indonesia berpotensi masuk ke jajaran tiga besar negara dengan ekonomi hijau dunia. Indonesia harus mengandalkan industri manufaktur berbasis ekonomi hijau dan kelautan dengan memanfaatkan potensi yang ada untuk mengejar ketertinggalan dengan negara maju. Selain itu, sejumlah permasalahan terkait lingkungan juga menjadi hal urgen yang harus segera ditindaklanjuti dalam pengembangan industri ekonomi hijau di Indonesia.
Luaran dari diseminasi hasil konferensi ISBEST ini adalah Proceeding Internasional Seminar on Business, Economics, Social Science and Technology sebagai upaya memberikan kontribusi kepada dunia akademik dan industri. Melalui langkah peningkatan jumlah publikasi internasional ini, seluruh rangkaian acara The 6th ISBEST diharapkan akan memberikan pandangan mengenai tantangan kewirausahaan di era ekonomi digital. Selain itu, konfrensi ini pun diharapkan mampu memberikan solusi penerapan dan penciptaan strategi kewirausahaan yang mempunyai manfaat (non-financial benefit) dan profitabilitas. Dengan demikian, para peserta ISBEST akan memiliki cara pandang dan pemahaman baru terkait kewirausahaan dan isu-isu ekonomi yang sedang berkembang.